Herman adalah Kepala desa Cimalayu, Bogor. Di usianya yang masih 35 tahun, sosok Herman bisa dibilang tampan dan gagah. Banyak wanita jatuh hati pada Herman. Bahkan ia bisa terpilih sebagai Kepala desa karena sebagian besar perempuan di desa itu memilih dirinya. Herman memiliki seorang istri, anak juragan tanah terkaya, yang santun, lembut dan taat pada suami bernama Zaenab. Herman pun hidup bergelimang harta. Memilik harta duniawi dan wajah yang tampan, membuat Herman menjadi lupa diri. Ia seringkali menghambur-hamburkan uangnya untuk berjudi dan main wanita. Herman melakukan perbuatan zinah dan menghambur-hamburkan uang sang istri.
Akhirnya Zaenab mengetahui kebejatan suaminya. Zaenab sangat marah dan minta dicerai. Zaenab pun berkata akan melaporkan perbuatan Herman pada keluarganya. Herman marah dan kesal karena Zaenab berani menantangnya. Herman pun memukuli Zaenab dan mengurung wanita itu di rumahnya. Zaenab hanya bisa menangis dan berdoa pada Allah agar Allah menguatkan dirinya menghadapi cobaan yang begitu berat ini.
Suatu hari, saat Herman sedang dinas ke desa Cimadu di Kabupaten Garut. Tidak sengaja Herman berpapasan dengan seorang perempuan cantik nan ayu bernama Gadis. Herman langsung terpesona pada kecantikan perempuan itu pada pandangan pertama. Herman jadi penasaran dengan sosok Gadis. Ia pun berusaha mendatangi rumah perempuan itu. Herman memberikan cenderamata kepada kedua orang tua Gadis. Herman juga berkata kalau dia ingin mengajak Gadis jalan-jalan, agar bisa lebih mengenal perempuan itu. Namun kedua orang tua Gadis menolak. Keluarga Gadis memegang hukum Islam dengan sangat baik. Haram hukumnya membiarkan anak perempuan mereka bersama seorang lelaki berdua saja, jika tidak ada status pernikahan. Herman pun kesal sekali. Ia yang selama ini bisa mendapatkan perempuan manapun yang dia sukai, sekali ini kesulitan untuk mendapatkan Gadis. Namun Herman tidak menyerah begitu saja. Ia harus bisa memiliki Gadis dan bermalam panjang bersama perempuan itu. Herman yang sok alim kemudian mendatangi seorang Kyai yang bernama Kyai Cakra. Herman mengatakan pada Kyai Cakra kalau rumah tangganya sudah tidak harmonis lagi sehingga ia bercerai dengan istrinya. Herman bahkan menjelek-jelekkan Zaenab. Kyai tertipu dengan kedok yang diucapkan Herman ini. Kyai pun bersedia mencarikan calon istri untuk Herman. Herman mengatakan niatnya kalau dia tertarik dengan seorang perempuan di desa Cimadu.
Kyai Cakra pun mendatangi kedua orang tua Gadis, yaitu Rohana dan Syaiful. Kyai mengatakan kalau Herman hendak melamar Gadis untuk menjadi istrinya. Rohana dan Syaiful terkejut. Kyai pun meyakinkan kedua orang tua Gadis kalau Herman sudah bercerai dengan istrinya. Karena Kyai yang mengatakan, kedua orang tua Gadis pun percaya. Pada hari pertemuan, Herman semakin terpesona akan kecantikan Gadis. Syaiful sebagai orang tua Gadis menyampaikan pada herman kalau Gadis belum genap berusia 17 tahun. Ulang tahunnya masih dua minggu lagi, jadi Rohana meminta agar pernikahan dilangsungkan setelah ulang tahun Gadis yang ke-18 sehingga Gadis benar-benar sudah menjadi perempuan dewasa secara Islam dan sah secara hukum negara. Namun Herman mendesak meminta pernikahan dipercepat menjadi lusa. karena kesibukannya.
Pernikahan Gadis dan Herman pun digelar di desa Cimadu. Tapi pernikahan itu dilakukan secara tertutup. Pernikahan hanya dihadiri oleh keluarga Gadis dan Kyai Cakra saja. Herman pun tidak mengijinkan adanya tukang foto di acara pernikahan itu. Namun Kyai Cakra memotret acara pernikahan itu lewat kamera HP-nya, karena dimintai tolong oleh istrinya yang berhalangan hadir.
Setelah pernikahan digelar, Herman dan Gadis pun bermalam pertama di sebuah villa di daerah Bogor. Herman akhirnya bisa mendapatkan apa yang dia mau malam itu. Keesokan harinya, Herman berkata ke Gadis kalau dia harus ke Jakarta. Gadis sangat terkejut karena seharusnya Herman masih berada di desa Cimadu sampai 5 hari mendatang. Namun Herman beralasan kalau dia ada tugas mendadak satu hari. Selesai ia bertugas, nanti Herman akan kembali menjemput Gadis dan kedua orang tuanya pergi umroh. Herman pun berikan sebuah Handphone pada Gadis agar ia bisa menghubungi Herman. Gadis pun percaya akan janji suaminya.
Gadis kaget saat membaca sms itu, karena ternyata Herman menceraikannya lewat SMS. Herman berkata di SMS itu kalau dia menceraikan Gadis karena Gadis sudah tidak perawan lagi. Herman pun berkata kalau dia tidak akan pernah menemui Gadis lagi. Gadis sangat shock dan berusaha berkali-kali menghubungi Herman namun HP Herman tidak pernah aktif. Gadis yang sangat terpukul berusaha pulang ke rumah orang tuanya dengan berlinang air mata. Sampai di depan pintu rumah orang tuanya, Gadis pun jatuh pingsan karena tidak kuat dengan derita yang dihadapinya.
Orang tua Gadis menyusul Herman ke rumahnya, namun Herman mengakui tidak mengenal mereka. Orang tua Gadis mengadu kepada Kyai Cakra. Alangkah terkejutnya Kyai Cakra karena Herman menyangkal sudah menikahi Gadis. Namun Kyai Cakra mengatakan kalau dia punya bukti kalau Herman menikah dengan Gadis. Kyai Cakra menunjukkan foto yang diambilnya saat pernikahan Herman dan Gadis. Rohana dan Syaiful sangat lega. Mereka pun hendak menggunakan foto itu untuk mengadukan tindakan Herman kepada pihak yang berwajib.
Malam harinya, Zaenab berusaha melarikan diri dari rumah tempat Herman menyekapnya. Atas perlindungan dari Allah, Zaenab berhasil melarikan diri dan melewati anjing penjaga yang sengaja ditaruh Herman di rumah itu karena Zaenab takut sekali pada anjing. Di malam yang sama, Herman sedang bersama seorang pelacur di sebuah hotel. Herman sangat mabuk sehingga ia tidak sadarkan diri. Diam-diam ada seseorang yang mengambil hpnya.
Keesokan harinya saat Herman bangun, dia heran karena handphonenya tidak ada. Namun karena hari sudah siang sementara Herman harus melakukan pidato pembukaan sebuah puskesmas, Herman pun buru-buru pergi. Saat Herman sedang melakukan pidatonya di depan seluruh warga, tiba-tiba datang pihak kepolisian. Mereka pun segera naik ke panggung dan mengatakan kalau mereka mau menahan Herman karena Herman diduga melakukan sejumlah pelanggaran salah satunya adalah menikahi perempuan di bawah umur yaitu Gadis. Herman pun sangat marah dan mengatakan hal itu adalah fitnah. Namun polisi mengatakan kalau mereka membawa barang bukti yaitu foto pernikahan Gadis dan Herman. Polisi juga mengatakan kalau Herman sudah melakukan pelanggaran hukum karena sudah melakukan kekerasan dalam rumah tangganya. Dan kali ini, Zaenab sendiri yang muncul di sana, membenarkan ucapan polisi. Warga pun jadi ikut panas mendengar kebejatan Herman. Herman berusaha melarikan diri dari polisi. Namun warga mengejarnya dan memukulinya. Sehingga Herman pun berhasil tertangkap. Herman babak belur saat dimasukkan ke dalam penjara.
Sidang terhadap Herman pun digelar. Herman dijatuhkan hukuman 7 tahun penjara karena dituntut pasal berlapis, yakni menikahi perempuan di bawah umur, menikah lagi padahal belum bercerai resmi dengan istrinya, bahkan Herman melakukan kekerasan terhadap sang istri. Herman berteriak-teriak tidak mau dimasukkan ke dalam penjara namun keputusan hakim sudah bulat. Di dalam penjara, Herman didatangi istrinya. Zaenab mengatakan kalau perceraian dirinya dan Herman sudah diurus. Dan Zaenab menarik semua harta benda yang mereka miliki karena tidak ada satupun yang atas nama Herman. Herman semakin terpuruk. Karena sekarang dia pun sangat miskin. Namun Tuhan tidak berhenti sampai disitu menghukum Herman. Malam itu kondisi tubuh Herman menurun. Dia tiba-tiba pingsan di dalam penjara. Herman pun dilarikan ke rumah sakit terdekat. Dokter yang memeriksa Herman mengatakan kalau Herman menderita stroke dan impoten. Herman sangat shock mendengarnya. Mulut Herman mencong sehingga susah bicara. Kaki Herman pun lumpuh sehingga ia tidak bisa berbicara. Herman mendekam di penjara dalam kondisi yang mengenaskan
Courtesy of MNCTV