Sinopsis:
WAHYU Subuh adalah pemuda yang berasal dari keluarga berada di Jakarta. Ayah Wahyu, Ibrahim Sani, seorang
direktur
di perusahaan negara yang sangat sibuk. Sementara ibu Wahyu yang
bernama Rosminah, berprofesi sebagai ibu rumah tangga yang hidup dalam
kesibukan sebagai seorang istri pejabat. Praktis, Ibrahim dan Rosminah
tidak mempunyai waktu yang cukup untuk mengurus Wahyu Subuh dan adiknya,
Jimy Ibrahim.
Nama Wahyu Subuh diberikan oleh Ibrahim
lantaran lahir waktu subuh dan dianggap sebagai pemberian Tuhan yang
terbesar. Wahyu Subuh telah menyandang gelar sarjana. Namun karena
terbiasa hidup dalam kemewahan, pemuda itu tumbuh menjadi anak liar,
manja, dan susah diatur. Wahyu hidup dalam kebebasan dan memiliki
aktifitas menyanyi, dengan grup band yang tidak jelas.
Suatu
ketika, Ibrahim Sani sangat marah karena Wahyu Subuh menolak bekerja di
tempat yang sudah ditunjuknya. Karena itulah Ibrahim menyuruh Wahyu
masuk ke sebuah pesantren di Yogyakarta. Keputusan Ibrahim tidak bisa
ditolak meskipun Rosminah melawan karena Wahyu adalah anak
kesayangannya. Maklum, kepergian Wahyu akan membuat Rosminah kesepian.
Sementara Jimy sibuk dengan kuliah di kedokteran.
Ibrahim
Sani dan Rosminah mengantar sendiri Wahyu Subuh ke pesantren Kyai
Abdullah di pelosok Yogyakarta. Ternyata Ibrahim pada masa mudanya
pernah mondok di pesantren ini juga sehingga sudah mengenal pemilik
pesantren. Kyai Abdullah mempunyai sepasang anak. Pertama adalah anak
lelaki yang sedang belajar di Mesir. Anak kedua seorang perempuan cantik
bernama Tsania Qotrunnada alias Nada.
Pesantren itu
secara administrasi dijalankan oleh Najib, seorang bujangan yang
memiliki postur tinggi dan ganteng. Najib adalah idaman para santriwati.
Namun Najib rupanya memendam perasaan suka kepada Nada. Sayang, Najib
belum berani mengungkapkan isi hatinya karena sungkan kepada Kyai
Abdullah.
Bagi Wahyu Subuh, menjalani masa pertama di
pesantren seperti layaknya berada dalam penjara dan di negeri antah
berantah. Dia tidak betah dan ingin pulang terus. Di pesantren, Wahyu
mempunyai teman akrab bernama Bejo, pembantu di rumah Kyai abdullah.
Kekocakan Bejo membuat Wahyu mulai sediki terhibur. Tapi yang membuatnya
makin terhibur adalah saat berkenalan dengan Nada.
Wahyu
mulai betah dan bertingkah aneh. Pemuda itu kelimpungan lantaran selain
cantik, Nada bersikap cuek dan malu-malu kucing. Wahyu benar-benar
jatuh cinta dan didera rasa penasaran yang amat sangat. Dari Bejo, Wahyu
mendapat informasi kalau Najib pun menyukai Nada. Meskipun demikian,
Wahyu tidak peduli. Kegiatan Wahyu yang seharusnya mengikuti pengajian
dan salat lima waktu sering diabaikan karena sibuk mencari cara agar
dapat bertemu Nada. Padahal, bertemu cewek di pesantren adalah sesuatu
yang sulit luar biasa, karena selain asrama terpisah jauh, terdapat
peraturan bahwa santri tidak boleh bertemu santriwati kalau tidak dalam
forum belajar dan pengajian umum.
Kondisi itu membuat
Wahyu mulai mempunyai pemikiran gila. Dia berniat menyamar dengan
memakai jilbab agar bisa masuk asrama santriwati untuk sekadar bertemu
Nada. Dibantu Bejo, Wahyu pun berhasil masuk ke asrama santriwati. Apes,
belum apa-apa Wahyu sudah ketahuan hingga akhirnya disidang oleh Najib
dan pengurus pesantren lainnya. Keputusan terakhir ada di tangan Kyai
Abdullah yang saat itu sedang pergi. Mau tidak mau, mereka pun harus
menunggu.
Seakan tidak pernah kapok, Wahyu Subuh masih
nekat ingin bertemu Nada. Dia betah di pesantren karena faktor
keberadaan Nada. Wahyu pun mengancam kalau Nada tidak mau bertemu, dia
akan pergi. Bejo lantas menyampaikan ancaman tersebut kepada Nada. Tidak
membuang waktu, Nada buru-buru mengiyakan dan mencari cara agar dapat
bertemu Wahyu. Rupanya, Nada penasaran dan ingin mengobrol dengan Wahyu.
Namun hal itu bukan lantaran Nada suka kepada Wahyu.
Lantaran
anak Kyai, Nada pun bisa memanggil Wahyu ke rumahnya untuk mengobrol.
Pada saat bersamaan, Kyai Abdullah pulang. Siapa sangka, reaksi Kyai
Abdullah di luar dugaan. Wahyu boleh bertemu Nada sesuka hatinya.
Ternyata, Kyai Abdullah mempunyai permintaan, Wahyu harus melatih grup
sholawatan pesantren agar maju, karena latar belakang Wahyu adalah
penyanyi. Apa boleh buat, Wahyu pun menerima tawaran tersebut.
Wahyu
lantas mencari akal supaya bisa dengan mudah bertemu Nada. Pemuda itu
mengatakan bahwa peralatan musik sholawatan harus diganti dengan yang
baru. Mengenai biaya, Wahyu akan minta kepada ayahnya. Rupanya tidak
hanya mengirim uang, Ibrahim pun mengirim mobil minibus untuk keperluan
di pesantren itu. Mobil itu pun dipakai Wahyu pergi ke kota untuk
membeli peralatan musik, dan dia berhasil mengajak Nada. Bejo ikut
bersama mereka sebagai pengawas. Najib yang melihat hal itu keruan saja
dibakar cemburu. Dengan mengendarai motor, Najib menyusul karena dia
tidak mau Wahyu dengan mudah mendapatkan Nada.
Dengan
berbagai alasan, Wahyu memperlama kunjungan mereka ke kota. Bahkan,
pemuda itu mencari alasan supaya bisa menginap. Nada lalu mengajak
mereka menginap di rumah Aminah, tante Nada yang juga adik Kyai
Abdullah. Ternyata Aminah jauh lebih kolot dari Kyai Abdullah. Belum
apa-apa Aminah sudah melarang Nada dekat dengan Wahyu yang dinilainya
tidak mempunyai tata krama dan urakan.
Tante Aminah
justru setuju kalau Nada berjodoh dengan Najib, karena dia mengenal
orang tua Najib yang merupakan salah satu orang terpandang di
Yogyakarta, serta masih keturunan darah biru. Ucapan Aminah itu membuat
Nada semakin tertekan, terlebih Najib juga menyusul ke rumah Aminah.
Karena itulah Nada buru-buru meminta Wahyu segera kembali ke pesantren.
Tidak
sampai di situ, Tante Aminah ternyata meneruskan ketidaksukaanya kepada
Kyai Abdullah, serta menjadikan masalah tersebut panjang. Kini, Najib
sudah mempunyai orang yang membelanya untuk berjodoh dengan Nada.
Sedangkan Wahyu sendirian lantaran sikap Kyai Abdullah tidak bisa
ditebak.
Ketika konflik tengah berlangsung, datanglah
seorang cewek bernama Melani ke pesantren. Melani adalah mantan kekasih
Wahyu. Rupanya, Rosminah diam-diam menyuruh Melani untuk menyusul Wahyu,
dan mengajak pemuda itu menikah di Jakarta.
Bagaimana
kisah selanjutnya? Kepada siapa cinta Nada akan berlabuh? Apa pula yang
akan dilakukan Wahyu Subuh untuk memenangkan cinta Nada, sementara Wahyu
pun direpotkan oleh ulah Melani yang membuatnya semakin buruk di mata
Nada?
Episode :
01
WAHYU
Subuh adalah seorang roker yang selalu dikelilingi oleh para
penggemarnya. Apes, gara-gara terlibat dalam perkelahian dengan geng
lawan, Wahyu harus merasakan dinginnya sel penjara. Beruntung berkat
uang jaminan dari Ibrahim, ayah Wahyu, pemuda itu pun dapat menghirup
udara bebas. Meskipun demikian, Ibrahim ternyata sudah tidak bisa lagi
memberi toleran atas ulah Wahyu.
Bahkan Ibrahim
menganggap aktivitas Wahyu sebagai roker tidak menjanjikan sebuah masa
depan yang cerah. Saat Pak Ibrahim mengetahui bahwa Wahyu dikeluarkan
dari kampus untuk ketiga kalinya, pria separuh baya itu tidak mempunyai
pilihan selain mengirim Wahyu ke pesantren di sebuah desa yang sangat
terpencil.
Bak hidup dalam penjara, Wahyu tentu saja
merasa tidak betah dan ingin segera kabur. Hingga suatu hari,
keinginannya itu pupus lantaran bertemu dengan seorang gadis cantik
bernama Nada...
Episode : 02
WAHYU
bertekad kabur dari pesantren. Pemuda yang berprofesi sebagai roker
itu merasa hidup di pesantren seperti terkungkung dalam penjara. Apes,
baru saja berniat kabur dari pesantren, Kyai Abdullah dan Nada keburu
memergoki Wahyu. Bukannya marah, Kyai Abdullah malah mempersilakan
Wahyu untuk memilih meninggalkan pesantren. Wahyu pun mengikuti kata
hatinya, pergi dari pesantren.
Masalah timbul sewaktu
Wahyu bingung mencari jalan pulang menuju ke rumahnya. Dalam
perjalanan, pemuda itu pun sibuk bertanya-tanya kepada penduduk desa
perihal arah jalan yang harus dia tempuh untuk menuju Jakarta. Tapi
yang terjadi, Wahyu malah makin tersesat.
Alhasil,
Wahyu terbawa kembali ke pesantren Kyai Abdullah. Sesampainya di sana,
Wahyu segera menumpahkan kekesalan hatinya kepada Nada. Rupanya, Wahyu
menuduh Nada telah melaporkan niatnya itu kepada Kyai Abdullah.
Episode : 03
NADA
kesal lantaran Wahyu mengira dia yang melaporkan perihal kaburnya
Wahyu dari pesantren kepada Kyai Abdullah. Najib, ketua pengurus
pesantren yang naksir Nada, keruan saja tidak terima, terlebih Nada
menangis gara-gara tuduhan yang dilontarkan oleh Wahyu. Saat latihan
pencak silat, Wahyu dan Najib pun terlibat baku hantam. Ketika Kyai
Abdullah berniat menghukum mereka, tiba-tiba Wahyu dijemput oleh
teman-temannya dari Jakarta.
Kyai Abdulah lantas
menantang Wahyu untuk tinggal dan mengetahui rahasia yang dia simpan
untuk Wahyu. Sayang, Wahyu lebih memilih meninggalkan pesantren.
Ternyata diam-diam Wahyu penasaran dengan rahasia yang disimpan Kyai
Abdulah. Karena merasa tertantang, Wahyu pun kembali ke pesantren.
Beruntung
Kyai Abdulah mau menerima Wahyu dengan syarat pemuda itu harus
melaksanakan semua peraturan di pesantren. Najib kaget setelah melihat
keberadaan Wahyu. Tak disangka, teman-teman Wahyu tiba-tiba muncul lagi
di pesantren...
Episode : 04
ALDO,
Openk, Rere, dan Doni kembali ke pesantren Kyai Abdullah. Kedatangan
mereka bertepatan dengan saat Wahyu diculik oleh Najib karena telah
menghina Nada. Maksud hati ingin menolong Wahyu, keempat pemuda itu
malah
nyasar. Arman yang mengetahui penculikan Wahyu segera
memberitahukan hal tersebut kepada Nada. Tak membuang waktu, Nada dan
Bejo langsung mencari Wahyu, dan menemukan pemuda itu diikat oleh Najib
pada sebuah pohon.
Nada marah melihat kelakuan Najib
yang tidak mendidik. Menurut Nada, Najib seharusnya bisa berteman
dengan Wahyu. Mereka pun lantas membebaskan Wahyu. Bukannya berterima
kasih, Wahyu malah menuduh Nada berlagak sebagai pahlawan. Di sisi
lain, Najib kecewa karena Nada selalu membela dan memperhatikan Wahyu.
Sementara dirinya selama ini hanya memendam perasaan cinta kepada Nada.
Episode : 05
KABAR
penculikan yang menimpa Wahyu ternyata sampai juga ke telinga Kyai
Abdulah. Tanpa pandang bulu, Kyai Abdullah lantas memberi hukuman
dengan mengikat tangan Najib dan Wahyu agar dapat belajar serta bekerja
secara bersama-sama. Bukannya semakin akrab, Wahyu dan Najib yang saat
itu dalam kondisi terikat bersama justru semakin sering cekcok.
Saat
malam setelah ikatan mereka dibuka, Wahyu dan teman-temannya yang
terganggu dengan lantunan suara azan subuh, lantas mengendap-endap
menuju masjid dengan tujuan menyembunyikan
speaker milik masjid.
Alhasil, kegiatan ibadah di pesantren pun menjadi terganggu karena
suara azan tidak terdengar oleh para santri yang melakukan salat
berjamaah di masjid.
Secara tidak sengaja Fuad dan Bejo
melihat speaker masjid berada dalam kamar Wahyu. Mereka pun
memberitahukan hal itu kepada Kyai Abdullah. Namun saat diperiksa,
speaker tersebut ternyata sudah tidak berada di sana, sehingga Najib
dan teman-temannya tidak mempunyai bukti yang cukup kuat untuk
menghukum Wahyu. Akhirnya, Najib pun membentuk tim investigasi.
Rupanya
Najib dan santri yang lain tidak mengetahui kalau Wahyu dan gengnya
sudah memindahkan speaker milik masjid ke tempat yang lebih aman.
Episode : 06
SPEAKER
masjid yang sejak kemarin dicari, ternyata disembunyikan di loteng
asrama pria. Tanpa disangka, Fuad dan Bejo datang membawa tangga untuk
membetulkan genteng yang bocor. Lantaran khawatir ketahuan, Wahyu
pura-pura menawarkan diri untuk membantu. Tapi yang terjadi, Wahyu
malah terpeleset. Lebih parahnya lagi, pemuda itu jatuh dari loteng
sambil memeluk speaker masjid.
Tak ayal, Wahyu pun
tertangkap basah. Atas perbuatannya itu, Najib siap menjatuhkan hukuman
qishos atau potong tangan untuk Wahyu. Beruntung Nada mengetahui hal
tersebut dan memberitahukan Kyai Abdullah. Sebagai gantinya Wahyu harus
azan subuh setiap pagi.
Bukannya berterima kasih,
Wahyu malah menuduh Kyai Abdullah, Najib, dan Nada hanya ingin
menggertak dirinya. Wahyu memperolok Nada di depan teman-temannya. Nada
yang melihat kejadian itu lantas menuduh Wahyu sebagai seorang penakut
karena tidak berani minta maaf di depan teman-temannya. Belakangan,
Wahyu baru mengetahui dari Bejo kalau Nada yang menyelamatkan dia dari
hukuman qishos.
Episode : 07
KYAI
Abdullah mengajak tadarusan pukul dua dini hari untuk mendoakan
anaknya Ahmad yang sekolah di Mesir. Tak terkecuali Wahyu dan
teman-temannya. Bukannya tadarusan, Wahyu dan gengnya malah main gitar
di depan masjid. Keruan saja Najib semakin kesal dengan ulah mereka.
Akhirnya Najib dan teman-temannya memutuskan akan memisahkan Wahyu dan
teman-temannya.
Najib menelepon Pak Ibrahim yang
langsung memerintahkan pegawainya yang juga lulusan pesantren untuk
menjemput teman-teman Wahyu. Ternyata Aldo ketinggalan. Sementara itu,
Wahyu perlahan mulai dekat dengan Arman dan mengajarinya main gitar.
Namun saat Nada melihat mereka, Wahyu menuduh Nada masih ingin
mengganggunya.
Episode : 08
NAJIB
merasa kalau Kyai Abdullah memperlakukan Wahyu berbeda dengan santri
yang lain. Sementara itu Wahyu tengah menghadapi ujian yang diberikan
oleh Ustad Daud. Pemuda itu bingung lantaran semua soal dalam tulisan
Arab yang tidak dimengerti oleh dirinya. Ustad Daud lantas memberi
Wahyu kesempatan untuk mengulang ujian tersebut minggu depan, dan
menyarankan agar Wahyu belajar dengan santri yang paling pandai di
pesantren yaitu Nada.
Di bagian lain, Aldo akhirnya
berhasil ditangkap oleh Najib, Fuad, dan Rohim. Mereka kemudian
menanyakan keinginan Aldo untuk kembali ke Jakarta. Beberapa saat, Aldo
teringat Nissa yang cantik. Dia akhirnya memilih tinggal di pesantren.
Aldo pun diantar kembali ke pesantren.
Wahyu datang ke
workshop batik
dan meminta maaf kepada Nada. Pemuda itu lantas mencoba mencium Nada.
Secara tidak sengaja, Najib menyaksikan adegan tersebut...
Episode : 09
NAJIB
berjanji akan selalu menjaga Nada terutama dari gangguan Wahyu.
Bukannya senang, Nada malah merasa kesal karena Najib selalu mencampuri
urusannya. Ketika Nissa menghilang, Nada yang merasa khawatir lantas
berbicara kepada ibunda Nissa melalui telepon. Pada saat bersamaan,
Najib menyatakan isi hatinya pada Nada. Di situlah terjadi
kesalahpahaman. Najib menyangka Nada yang sedang bicara di telepon itu
tengah menjawab ungkapan hatinya.
Keruan saja Najib menjadi malu. Terlebih adegan itu direkam oleh Wahyu dan hendak di-
upload
ke internet. Tak mau lebih malu lagi, Najib segera menyuruh Fuad dan
Rohim untuk menghentikan niat Wahyu itu. Sementara Wahyu dan Aldo sibuk
mencari Nissa yang malam itu menghilang dari pesantren.
Beruntung
Nissa berhasil ditemukan. Nada lalu menjemput Nissa di depan gerbang
pesantren. Saat itu, Kyai Abdullah memergoki Wahyu, Nada, Nissa, dan
Aldo melanggar peraturan di pesantren, yaitu dilarang keluyuran
malam-malam tanpa izin.
Episode : 11 - 50
KEYAKINAN
itu semakin memantapkan Najib untuk menyingkirkan Wahyu sebagai
saingan dalam memperebutkan cinta Nada. Sewaktu sedang berkumpul di
sebuah ruangan, Najib pun semakin yakin kalau Wahyu, pemuda yang selama
ini membuat Nada berpaling darinya, akan dikeluarkan dari Pesantren.
Lantaran ulahnya yang meresahkan itu, Wahyu mendapatkan hukuman berupa
keharusan bangun jam empat pagi untuk menyusun bola tenis.
Sementara
itu, Kyai Abdullah menelepon Pak Ibrahim dan meminta ayah Wahyu itu
datang ke pesantren. Pak Ibrahim terkejut karena Kyai Abdullah ternyata
meminta dia datang untuk membawa Wahyu pulang ke Jakarta.
PAK
Ibrahim memohon agar Kyai Abdullah memikirkan lagi keputusannya untuk
mengembalikan Wahyu ke Jakarta, karena Kyai Abdullah adalah harapan
terakhir untuk mengubah Wahyu menjadi anak yang lebih baik. Sayang,
keputusan Kyai Abdullah sudah bulat, sehingga Pak Ibrahim kecewa tapi
tidak bisa berbuat apa-apa. Pukul empat pagi Wahyu bersiap menjalankan
tugas yang diberikan oleh Kyai Abdullah bersama Nada, Nissa, dan Najib
untuk belajar kedisiplinan.
Wahyu yakin kalau dia mampu
melakukan apa pun yang Kyai Abdullah perintahkan. Wahyu bingung saat
Kyai Abdullah memberitahukan bahwa Wahyu akan kembali ke Jakarta,
karena orang tuanya sudah datang menjemput. Najib menyambut baik
rencana kepulangan Wahyu dengan menyiapkan pesta kejutan untuk Wahyu
dan Aldo, yaitu memberikan obat pencahar dalam minuman mereka.
Apes, gelas-gelas itu tertukar, sehingga Najib dan Rohim bingung gelas mana yang aman untuk mereka...
KYAI
Abdullah memilih Wahyu untuk ikut dengannya ceramah di desa tetangga.
Semula Najib kecewa. Namun setelah Kyai Abdullah mengatakan bahwa Najib
adalah pemuda paling alim dan paling layak untuk menggantikan posisi
Kyai Abdullah selama pergi ceramah, Najib pun menerima dan memanfaatkan
momen tersebut untuk mendekati Nada. Melalui Rohim, Najib mengirim
surat kepada Nada. Tapi yang terjadi, Rohim malah salah mengirim surat
itu kepada Aisyah.
Najib mengajak Nada bertemu bakda
magrib. Keruan saja Aisyah senang dan meminjam baju batik Nada.
Sebelumnya, Najib melihat Nada memegang baju batik tersebut, dan
benar-benar percaya kalau yang datang malam itu adalah Nada.
Saat
mereka bertemu, Aisyah membelakangi Najib yang menyatakan cintanya
pada gadis yang disangka Nada. Aisyah tentu saja kecewa karena Najib
mengira dia adalah Nada. Gadis itu pun patah hati.
Diam-diam
Aisyah meninggalkan Najib yang sedang serius merayu “Nada”. Dan saat
Najib sadar kalau “Nada” telah pergi, Kyai Abdullah lewat. Najib
spontan mengatakan kepada Kyai Abdullah kalau Nada hilang...
TIADA
lelah, Najib berusaha mendekati Nada dengan merencanakan kerja bakti
di desa tetangga. Wahyu yang mengetahui kalau Najib menyukai Nada,
sengaja ingin meledek Najib. Saat Najib mengajak Nada untuk memimpin
santriwati kerja bakti, Wahyu sengaja menagih janji Nada untuk
mengajarinya. Wahyu menekankan kalau janji adalah hutang. Nada pun
mengalami dilema antara kerja bakti dan mengajari Wahyu.
Aisyah
yang mendengar Nada absen mengikuti kegiatan kerja bakti lantas
menawarkan diri untuk menggantikan Nada. Kyai Abdullah lalu meminta
Najib tetap menjalankan kerja bakti bersama Aisyah. Lantaran mengetahui
kalau Najib menyukai Nada, Wahyu berusaha membuat Najib cemburu.
Wahyu
pura-pura bicara dengan Nada dalam kegelapan. Padahal Wahyu sedang
berbicara seorang diri. Keruan saja Najib menjadi cemburu dan menduga
kalau Wahyu dan Nada benar-benar sedang berduaan.
Najib
meminta Wahyu menjauhi Nada. Selain itu, Najib menanyakan arti Nada
bagi Wahyu. Dengan santai Wahyu mengatakan bahwa Nada tidak berarti
apa-apa baginya. Tanpa sengaja Nada mendengar penuturan Wahyu sehingga
hatinya terluka.
SIKAP
Wahyu yang selalu berubah pikiran untuk mengikuti konser musik,
membuat Najib bingung untuk menentukan tindakan. Saat konser musik
semakin dekat, suara Najib tiba-tiba berubah serak. Aisyah yang selalu
mencoba mencari perhatian Najib lantas memberikan obat dengan resep yang
didapat dari Nada. Awalnya Najib tidak mau minum obat, tapi karena
dipaksa Aisyah akhirnya Najib minum obat supaya bisa ikut kontes.
Nada
yang mendengar kalau Wahyu ingin ikut berpartisipasi dalam konter lalu
mengecek ke tempat latihan. Ternyata Wahyu dan teman-temannya bukannya
latihan malah
nongkrong. Keruan saja Nada kecewa karena Wahyu tidak menunjukkan semangat untuk latihan menghadapi konser musik.
Menjelang
konser Najib bingung mencari cara untuk menghadapi Wahyu karena
suaranya masih serak. Rohim pun memberikan ide untuk bernyanyi
lipsync.
Najib setuju dengan ide Rohim. Di panggung, Wahyu dan Najib berebut
tampil duluan. Mereka terus berdebat di belakang panggung, sementara
Nada sudah memanggil band yang akan tampil selanjutnya.
Akhirnya
Najib memaksakan diri untuk tampil terlebih dahulu. Apes, karena
keteledoran Rohim kasetnya tertukar dengan lagu dangdut . Meskipun
bingung Najib tidak bisa turun dari panggung karena semua orang sedang
menyaksikan dirinya. Kegundahan pun melanda Najib lantaran khawatir
ketahuan kalau dia ternyata lipsync.
Secara mengejutkan
pula, Wahyu memutuskan untuk tampil di panggung karena dia merasa
harus melakukan sesuatu yang diyakini yaitu menyanyi lagu
rock
di atas panggung. Penampilan Wahyu rupanya memukau penonton. Di sudut
lain Nada tersenyum bangga melihat Wahyu yang akhirnya memutuskan
menyanyikan musik rock bernuansa Islam.
USAI
konser musik yang berjalan sukses, hubungan Wahyu dan Nada semakin
dekat. Saat meninggalkan area konser untuk menuju pesantren, tiba-tiba
Melanie datang dari Jakarta dan memperkenalkan diri di depan Nada
sebagai pacar Wahyu. Rupanya Melanie datang khusus untuk bertemu dengan
Wahyu. Meskipun dibakar api cemburu, Nada berusaha menyembunyikan
perasaannnya.
Di pesantren, Melanie selalu berusaha
berdekatan dengan Wahyu. Sebaliknya, Wahyu selalu menghindar. Melanie
yang menyadari perubahan sikap Wahyu lantas menuduh Nada sebagai biang
keroknya lantaran berusaha merebut Wahyu dari dirinya.
Melanie
pun menyiapkan berbagai taktik untuk mendapatkan perhatian Wahyu
kembali termasuk bersekongkol dengan Najib. Sementara Nada tersinggung
karena Melanie menghina dia sebagai gadis kampung, miskin, dan tidak
modis. Meskipun demikian, Nada hanya tersenyum menanggapi ejekan
Melanie.
Kesal lantaran Nada bersikap santai, Melanie
pun menyerang Nada. Secara refleks Nada menangkis serangan Melanie
dengan menggunakan jurus kuda-kuda pencak silat yang selama ini dia
pelajari. Akibatnya, Melanie jatuh tersungkur tepat saat Wahyu datang.
Melanie pun menangis dan langsung memeluk Wahyu meminta pertolongan...
Episode : 50 - 60
LANTARAN
kesal, Wahyu membuang baju koko pemberian Nada ke arah kolong tempat
tidur. Openk yang membantu membersihkan kamar Wahyu menemukan baju
tersebut, dan memberikan kepada Wahyu. Tak disangka, Wahyu langsung
membuangnya ke tempat sampah. Nada yang melihat perbuatan Wahyu menjadi
sangat sedih.
Sementara itu Najib mulai menerapkan
kembali peraturan di pesantren. Seluruh santri diwajibkan memakai peci
di lingkungan pesantren. Wahyu dan teman-temannya keruan saja merasa
keberatan dan menanyakan perihal peraturan tersebut kepada Kyai
Abdullah.
Di lain waktu, Wahyu awalnya tidak peduli
dengan sikapnya yang telah membuang baju koko pemberian Nada.
Belakangan, pemuda itu merasa menyesal. Wahyu lantas mencari baju koko
itu di tempat sampah. Sayang, baju koko tersebut sudah tidak ada...
NAJIB
kesal setelah melihat Wahyu memegang Nada yang nyaris pingsan. Maklum,
pria itu tidak bisa membantu sekaligus memegang Nada. Hingga akhirnya,
Najib hanya bisa panik sendiri. Anissa yang datang ke sanggar batik
untuk membantu Wahyu, lantas membawa Nada ke rumahnya. Setelah seharian
tidak melihat sosok Nada, Wahyu pun mulai dilanda perasaan khawatir.
Di
sisi lain, Najib juga sangat mengkhawatirkan kondisi Nada. Namun dia
tidak berani datang menjenguk Nada. karena itulah Najib lalu menyuruh
Fuad dan Rohim untuk mencari tahu keadaan Nada. Tapi karena takut, Rohim
dan Fuad malah membuat masalah. Akhirnya, Najib memutuskan menjenguk
Nada sendirian. Rupanya diam-diam Wahyu mengendap-endap dalam
semak-semak untuk melihat Nada.
LANTARAN
khawatir dengan kondisi Nada, Wahyu mengendap-endap di semak. Siapa
sangka, ternyata Najib juga datang karena mengkhawatirkan Nada. Tak
ayal lagi, Wahyu dan Najib pun bertemu kembali di depan rumah Nada.
Karena saling menghalangi, terjadilah pergumulan sengit. Nada yang
sedang istirahat sendirian karena Kyai Abdullah sedang memberi ceramah
di luar pesantren merasa terganggu.
Nada keluar rumah
setelah mendengar keributan. Keruan saja Wahyu dan Najib kaget karena
Nada melihat mereka seperti orang yang sedang berpelukan. Sementara itu
Rohim dan Fuad yang ingin membantu Najib mengawasi keadaan Nada,
datang ke asrama putri dengan menyamar memakai burka. Apes, mereka
ketahuan dan disangka sebagai santriwati baru.
Wahyu
yang uring-uringan karena Nada melampiaskan kemarahannya itu kepada
teman-temannya. Sikap Wahyu itu tentu saj membuat mereka menjadi
bingung.
NADA
mengucapkan terima kasih kepada Wahyu karena pria itu sudah mencarikan
dokter untuknya. Bukannya membalas ucapan Nada, Wahyu malah menjawab
ketus dan
cuek. Alhasil mereka bertengkar kembali. Di sisi lain,
Wahyu yang merasa bersalah berusaha mencari lagi baju koko yang dulu
dibuang ke tempat sampah. Sayang, baju yang dimaksud tidak juga
ditemukan.
Di bagian lain, Najib yang patah hati
meminta Rohim dan Fuad untukn menyelidiki perihal pernikahan Nada.
Rohim dan Fuad pun menyamar kembali dengan memakai burka agar bisa
masuk ke asrama santriwati. Tapi karena dipanggil oleh Kyai Abdullah,
mereka berhasil membujuk Najib supaya memakai burka demi Nada.
Kini
Najib mengetahui kalau yang akan menikah itu bukanlah Nada. Di lain
tempat, Wahyu yang kesal lantaran tidak juga menemukan baju koko
menjadi uring-uringan, sehingga membuat teman-temannya bingung. Mereka
lantas meminta Arman mengajarinya mengaji.
Saat berjalan dengan Arman, mereka melihat Najib yang masih memakai burka. Tak ayal, sosok Najib pun dikira hantu...
WAHYU
dan Arman melempari Najib dengan batu. Rupanya mereka mengira Najib
yang saat itu tengah menyamar memakai burka adalah hantu. Beruntung
Najib bisa lolos sehingga tidak ketahuan. Najib lantas memarahi Rohim
dan Fuad yang hilang saat dia membutuhkan bantuan mereka. Untuk menebus
kesalahan itu, Rohim menyamar menjadi perempuan hamil dan mengaku
sebagai korban Wahyu.
Apes, ulah Rohim itu kepergok
Kyai Abdullah dan Ustad Mahmud, sehingga mendapat hukuman. Kejadian itu
tentu saja membuat Najib marah sekaligus malu. Sementara Rohim yang
sedih dan merasa bersalah lalu menghilang dari pesantren. Konyolnya,
Rohim hanya sembunyi di gudang belakang pesantren.
Kepergian
Rohim membuat Najib merasa sangat kehilangan. Di lain pihak, Wahyu
masih uring-uringan dengan sikap Nada yang terus menghindarinya. Ustad
Mahmud yang melihat Wahyu tidak tenang lantas menganjurkan pemuda itu
untuk banyak belajar Quran.
Untuk mengalihkan
pikirannya, Wahyu minta Arman agar lebih banyak mengajarinya. Pada saat
bersamaan, Nada datang menemui Wahyu untuk berbicara. Kini yang
terjadi, Wahyu malah tidak mau berbicara dengan Nada.
Di
lain waktu, Wahyu serius belajar mengaji dan menulis Quran dibimbing
oleh Arman. Rupanya pemuda itu berusaha mengalihkan pikirannya dari
Nada. Tak lama kemudian Kyai Abdullah mendatangi Wahyu di kamar.
Kehadiran Kyai Abdullah membuat Wahyu ketakutan karena mengira pimpinan
pesantren itu ingin berbicara perihal Nada. Ternyata Kyai Abdullah
melihat kesungguhan Wahyu dalam belajar, dan memberikannya pelajaran
Asmaul Husna.
Sementara itu Najib sangat kehilangan
Rohim dan mengungkapkan perasaannya kepada Kyai Abdullah yang juga
merindukan Bejo. Secara tidak sengaja Wahyu melihat Rohim
mengendap-endap ke dapur pada malam hari karena kelaparan. Wahyu yang
iba lantas mengantarkan makanan untuk Rohim ke gudang belakang. Keruan
saja Rohim kaget sekaligus senang...
NAJIB
yang sedang dimabuk cinta berniat mengutarakan isi hatinya kepada
Nada. Sayang sebelum sempat terucap kalimat dari bibir Najib, tiba-tiba
Rohim muncul. Saat itulah Najib dan Rohim yang beberapa waktu tidak
bertemu saling melepas rindu. Di lain kesempatan, ketika tengah menyusun
kata-kata untuk Nada, Najib teringat akan keris warisan bapaknya.
Sementara
itu Rohim merasa berutang budi kepada Wahyu karena telah memberikannya
makanan saat berada dalam gudang. Rohim pun berniat membayar kebaikan
Wahyu.
Saat sedang berjalan, Wahyu berpapasan dengan
Nada dan Nissa. Nada memberanikan diri menyapa Wahyu walaupun Nissa
sudah mengingatkan. Secara mengejutkan Wahyu hanya memberi salam kepada
Nissa, dan minta Nissa menyampaikannya pada Nada...
PESANTREN
yang dipimpin Kyai Abdullah akan mendapat kunjungan dari pesantren
Kyai Ahmad dan Bejo yang telah belajar Nasyid di sana. Mendengar kabar
itu Kyai Abdullah pun menjadi bersemangat. Pria separuh baya itu pun
mengharapkan para santri memakai pakaian yang rapi dan layak. Harapan
Kyai Abdullah itu semakin membuat Wahyu bingung karena dia sudah
membuang baju koko pemberian Nada.
Namun siapa sangka
kalau Openk ternyata menyimpan baju koko tersebut, saat Wahyu
membuangnya ke tempat sampah. Keruan saja Wahyu senang bukan main, dan
langsung mencuci baju koko itu. Tapi saat akan mengambil di jemuran,
baju koko miliknya hilang lagi.
Wahyu curiga kalau
Najib-lah yang telah mengambil baju koko miliknya, karena mereka
bertemu di tempat pencucian. Wahyu yang sedang mencari baju koko lantas
melihat Nada. Tak ayal, Wahyu menjadi kaget dan khawatir kalau Nada
mengetahui perihal hilangnya baju koko itu...
Episode : 61 - 70
KETIKA
semua santri sudah siap menyambut kedatangan rombongan Kyai Ahmad dan
Bejo, Wahyu malah masih bingung mencari baju koko miliknya. Usut punya
usut, ternyata baju koko Wahyu sedang diseterika oleh Rohim, sebagai
balas budi atas kebaikan Wahyu. Awalnya Najib marah melihat sikap
Rohim. Namun lantaran alasan membalas kebaikan Wahyu, Najib pun bisa
mengerti.
Kini para santri siap menyambut kedatangan
tamu mereka. Nada tampak senang melihat Wahyu yang saat itu memakai
baju koko pemberiannya. Sementera Najib menjadi kesal karena Wahyu dan
Nada kembali dekat. Malang, rombongan tamu ternyata tidak jadi datang
karena Kyai Ahmad sakit. Padahal Kyai Abdullah sangat merindukan Bejo.
Sementara
itu di Jakarta, Melanie dan Doni yang sakit hati dengan kelakuan Wahyu
bercerita kepada Ibu Rosmina kalau Wahyu sudah dicuci otak di
pesantren. Keruan saja Ibu Rosmina marah dan bertekad akan membawa
Wahyu pergi dari pesantren...
PAK
Ibrahim dan Bu Rosmina datang ke pesantren Kyai Abdullah. Karena
terhasut oleh laporan Melanie dan Doni yang mengatakan bahwa Wahyu telah
dicuci otaknya, Bu Rosmina langsung menampar Nada. Perempuan itu
menuduh Nada sebagai gadis munafik. Wahyu yang melihat perbuatan
ibundanya itu spontan marah. Bu Rosmina pun mengancam Wahyu agar kembali
ke Jakarta.
Apa boleh buat, dengan berat hati Wahyu
dan teman-temannya kembali ke Jakarta dengan dijemput oleh kedua orang
tuanya. Tak ayal, seluruh pesantren sedih melepas kepergian Wahyu dkk.
Tiba-tiba di tengah jalan Wahyu sadar kalau dia mencintai Nada, hingga
pemuda itu pun kabur dan kembali ke pesantren.
Bu
Rosmina yang panik memaksa Pak Ibrahim agar kembali ke pesantren,
karena yakin anak mereka pasti kabur ke sana. Sementara itu Wahyu
menyelinap masuk ke kamar Nada dan mengungkapkan perasaannya pada Nada.
Kehadiran Wahyu yang tiba-tiba membuat Nada terkejut. Gadis itu panik
terlebih Bu Rosmina datang dan langsung mencari ke kamarnya...
DALAM
perjalanan pulang ke Jakarta bersama kedua orang tuanya, Wahyu kabur
lantaran ingin kembali ke pesantren. Rupanya, Wahyu ingin mengungkapkan
isi hatinya kepada Nada. Sesampainya di pesantren, pemuda itu langsung
menyelinap dan bersembunyi dalam kamar Nada. Kehadiran Wahyu itu
keruan saja membuat Nada menjadi kaget sekaligus cemas.
Sementara
itu lingkungan pesantren heboh setelah mendapat berita perihal Wahyu
kabur dalam perjalanan pulang ke Jakarta. Terlebih tidak ada seorang
pun yang melihat Wahyu. Di bagian lain, sewaktu Wahyu akan menyatakan
perasaannya kepada Nada, tiba-tiba Ibu Rosmina datang dan langsung
mencari Wahyu ke kamar Nada.
Beruntung Wahyu berhasil
keluar dari kamar Nada untuk menghindari orang tuanya sekaligus demi
nama baik Nada. Ibu Rosmina menuduh Nada merahasiakan keberadaan Wahyu
dengan pura-pura baik kepada dirinya.
SAAT sedang bersama Nada, Ibu Rosmina terjatuh. Tanpa
tedeng aling-aling,
perempuan separuh baya itu pun menuduh Nada sengaja melakukannya.
Tidak hanya itu, Ibu Rosmina juga menuduh Nada sengaja mendekati Wahyu
lantaran ingin menguasai harta anaknya. Melihat perlakuan ibundanya
itu, Wahyu yang tidak tega, lalu keluar dan menampakkan diri.
Sikap
Wahyu yang membela Nada membuat Ibu Rosmina bertambah marah dan
meminta Wahyu memilih antara ibunya atau Nada. Keruan saja Wahyu dan
Nada terkejut mendengar ultimatum tersebut. Sementara Najib yang sibuk
mencari keris miliknya yang hilang karena orang tua najib akan datang.
Sewaktu
Najib masuk ke sumur untuk mencari keris, Aisyah yang melihat
menyangka kalau pria itu hendak bunuh diri. Najib lantas menyuruh Rohim
mencari kerisnya ke dalam sumur. Di bagian lain, Wahyu mendapat hukuman
lantaran menyelinap ke kamar Nada.
PESANTREN
pimpinan Kyai Abdullah menggelar pertemuan untuk memutuskan hukuman
yang akan dijatuhkan kepada Wahyu, gara-gara kepergok menyelinap ke
kamar Nada. Sama halnya, Nada pun akan menerima hukuman karena
membiarkan sekaligus merahasiakan keberadaan Wahyu dalam kamarnya.
Padahal Baik Wahyu maupun Nada tidak melakukan hal terlarang dalam
kamar.
Najib lalu mengusulkan untuk mengeluarkan Wahyu
dari pesantren. Namun Ustad Solmed tidak menyetujui usul tersebut,
apalagi saran untuk menikahkan Wahyu dan Nada lantaran orang tua Wahyu
tidak setuju. Akhirnya pertemuan itu memutuskan untuk melarang Wahyu
dan Nada bertemu satu sama lain.
Meskipun keputusan
sudah diambil, Wahyu masih nekat bertemu Nada dengan alasan hanya ingin
berbicara. Sementara Najib terus memata-matai dan menghalangi mereka.
Sayang, sebelum hukuman untuk Wahyu dan Nada dilaksanakan, Kyai
Abdullah jatuh sakit...
Episode : 71 - 100
KYAI
Abdullah jatuh sakit sehingga seluruh pesantren heboh. Secara
otomatis, Najib langsung mengambil peran Kyai Abdullah sebagai pimpinan
di pesantren. Karena kondisi Kyai Abdullah inilah, terpaksa hukuman
yang akan diberikan kepada Wahyu dan Nada ditunda. Dan untuk sementara
waktu Nada dan Wahyu dilarang bertemu sama sekali.
Sementara
itu Kyai Abdullah masih sakit dan tak kunjung sembuh. Nada yang panik
lantas meminta Arman untuk mencari dokter. Arman pun teringat Wahyu
yang dulu pernah mencari dokter sewaktu Nada sakit. Mengetahui hal
tersebut, Najib tidak mau kalah. Dia lantas menyuruh Fuad untuk
menelepon dokter. Konyol, dokter yang dihubungi ternyata malah dokter
kandungan.
Saat akan menjenguk Kyai Abdullah, Wahyu
bertemu dengan Najib yang langsung melarang Wahyu karena curiga pemuda
itu akan menemui Nada.
KYAI
Abdullah yang sempat siuman setelah sebelumnya menderita sakit keras,
menanyakan perihal hukuman yang akan dijatuhkan kepada Wahyu dan Nada.
Kyai Abdullah meminta Najib agar menjalankan fungsinya sebagai pengurus
pesantren dan menegakkan peraturan. Di sisi lain, Nada sedih karena
Kyai Abdullah jatuh sakit gara-gara dirinya.
Meskipun
Wahyu sudah mengungkapkan perasaannya kepada Nada, gadis itu tetap
enggan menemui Wahyu. Rupanya Nada patuh pada peraturan yang melarang
mereka bertemu. Ketika kondisi Kyai Abdullah mulai membaik dan siuman,
secara mengejutkan Kyai Abdullah menceritakan bahwa dia bermimpi Nada
dan Wahyu menikah...
BAIK
Nada maupun Wahyu kaget setelah mendengar mimpi Kyai Abdullah perihal
pernikahan mereka. Sementara hati Najib hancur dan menganggap mimpi
Kyai Abdullah adalah bunga tidur. Wahyu dan Nada bingung terlebih Wahyu
yang menunjukan kalau dia tidak siap dengan pernikahan. Sikap Wahyu
itu tentu saja membuat Nada kecewa, meskipun Wahyu tidak menyampaikan
hal itu secara langsung.
Najib akhirnya memutuskan akan
memberikan hukuman lebih berat pada Wahyu dan menyampaikan hal itu
kepada Ustad Solmet. Najib menyarankan agar mengeluarkan Wahyu dari
pesantren. Tapi Najib tampaknya harus berpuas diri lantaran Wahyu hanya
dihukum menulis kaligrafi setiap hari.
WAHYU
dan Nada harus menjalankan hukuman yang diberikan yaitu dilarang
bertemu di lingkungan pesantren. Dasar nekat, Wahyu tetap berusaha
menemui Nada. Sebaliknya Nada yang merasa bersalah patuh mengikuti
peraturan dan syariat Islam. Secara tidak sengaja, Wahyu dan Nada yang
sedang menyendiri, bertemu di belakang pesantren.
Lantaran
terkejut melihat sosok Wahyu, Nada pun terjatuh hingga kakinya
terluka. Wahyu yang berniat menolong ditolak oleh Nada karena perempuan
itu takut sedang dilihat berdua dengan Wahyu. Sikap Nada itu tentu saja
membuat Wahyu kesal. Ketika Wahyu dan Nada sedang berdua, tiba-tiba
mereka melihat dua orang penyusup masuk ke pesantren...
SECARA
tidak sengaja, Nada dan Wahyu bertemu di suatu tempat. Lantaran kaget
melihat sosok Wahyu, Nada pun terjatuh hingga terluka. Namun gadis itu
tidak mau dibantu oleh Wahyu. Sementara Wahyu bersikeras kalau niatnya
hanya ingin membantu dan tidak bermaksud apa-apa. Di bagian lain Kyai
Abdullah menyuruh Ustad Ahmad dan Arman mencari Wahyu dan Nada karena
Kyai Abdullah mengetahui kalau Wahyu mengikuti Nada ke desa.
Sayang
usaha mereka tidak berbuah manis. Sewaktu kembali ke pesantren,
mereka kaget karena Kyai Abdullah ternyata sudah mengetahui kalau Wahyu
mengikuti mereka...
KYAI
Abdullah mengetahui kalau Wahyu mengikuti Nada ke desa. Namun pria
separuh baya itu tidak marah, beliau justru berterima kasih karena Wahyu
sudah menolong Nada yang jatuh ke jurang, dan membawa gadis itu sampai
ke pesantren. Meskipun demikian, Wahyu dan Nada tetap dilarang untuk
bertemu oleh Kyai Abdullah, Najib, dan pengurus pesantren.
Sementara
itu Wahyu memutar otak agar dapat berkomunikasi dengan Nada, tanpa
melanggar hukuman yang telah ditetapkan. Akhirnya Wahyu mendapat akal
dengan menggunakan ipod untuk merekam suaranya dan suara Nada supaya
mereka dapat berkomunikasi.
Belum juga niat itu
terlaksana, ipod tersebut hilang dan ditemukan oleh Najib. Keruan saja
Wahyu khawatir Najib mendengar semua rekamannya untuk Nada...
NAJIB
menemukan iphone milik Wahyu. Pemuda itu lantas menyimpan iphone
tersebut sebagai barang bukti untuk diserahkan kepada Kyai Abdullah.
Sementara perasaan Wahyu menjadi tidak tenang. Dia khawatir apabila
Najib akan memberikan iphone tersebut kepada Kyai Abdullah. Untuk
mengatasi masalah tersebut, Wahyu langsung menemui Kyai Abdullah dengan
tujuan memprotes perihal hukuman yang diberikan kepada dirinya dan
Nada.
Nada yang mengetahui pertemuan Wahyu dan Kyai
Abdullah keruan saja menjadi khawatir. Pada kesempatan itu Kyai
Abdullah menjelaskan bahwa hukuman yang diberikan semata-mata untuk
mencegah orang lain berpikir negatif tentang Wahyu dan Nada. Akhirnya
Wahyu pun berterus terang kepada Kyai Abdullah kalau dia menyukai
Nada...
WAHYU
bergegas menemui Nada. Pemuda itu berniat membicarakan perasaan
sekaligus niatnya untuk menikahi Nada. Namun curahan hati Wahyu itu bagi
Nada seperti petir di siang bolong. Nada merasa kalau niat Wahyu untuk
menikahinya hanya berpura-pura, semata-mata agar mereka bisa saling
bertemu. Karena itulah dengan tegas Nada langsung menolak niat Wahyu.
Nada
merasa sakit hati dan kecewa karena Wahyu hanya memikirkan dirinya
sendiri, dan tidak amanah dalam menjalankan hukuman dari Kyai Abdullah.
Bagi Nada, dia memilih akan menjalankan hukuman demi keyakinannya.
Pada
kesempatan lain, Wahyu dan Nada secara tidak sengaja bertemu. Wahyu
yang merasa mengerti perasaan Nada langsung mengatakan bahwa dia
mengetahui kalau Nada sangat merindukannya. Tidak disangka, Kyai
Abdullah ternyata berada di tempat yang sama. Kyai Abdullah kecewa dan
mengira kalau Nada dan Wahyu diam-diam saling bertemu.
WAHYU
mencoba meyakinkan Kyai Abdullah kalau Nada tidak bersalah sama
sekali. Mereka bertemu secara tidak sengaja. Sayang, Kyai Abdullah
bersikeras akan menghukum Nada dan Wahyu. Sementara itu asrama santri
bocor sehingga harus diperbaiki. Untuk sementara, para santri pun
diungsikan ke dapur. Di bagian lain, pesantren menjadi heboh lantaran
kabar tentang wabah ulat bulu yang mulai masuk ke Yogyakarta.
Wahyu
yang kelelahan dan tertekan karena memikirkan Nada akhirnya jatuh
sakit. Nada sangat khawatir dan membuatkan obat untuk Wahyu. Bukannya
sembuh, Wahyu malah menderita sakit perut sehingga sering buang air.
Lantaran
merasa bersalah, Nada memutuskan pergi ke desa untuk mencari dokter.
Dalam kondisi hujan, Nada meninggalkan pesantren tanpa memberitahukan
siapa pun...
SELURUH
santri kelabakan karena Nada tidak juga ditemukan di lingkungan
sekitar pesantren. Terlebih malam itu hujan deras mengguyur Yogyakarta.
Kabar hilangnya Nada dari pesantren sampai juga ke telinga Wahyu.
Keruan saja Wahyu menjadi sangat khawatir. Wahyu pun berniat mencari
gadis pujaannya itu. Sayang niat itu dihalangi lantaran kondisi Wahyu
masih sakit.
Sikap Wahyu yang
keukeuh mencari
Nada akhirnya membuat Kyai Abdullah mengambil keputusan. Kyai Abdullah
menegaskan bahwa tujuan Wahyu ke pesantren untuk belajar, bukan untuk
yang lain. Dan Kyai Abdullah akan bersikap tegas kepada siapa pun
termasuk kepada Nada.
Kyai Abdullah memutuskan bahwa setelah Nada kembali ke pesantren, beliau akan mengirim Nada menyusul ibunya ke Mesir...
WAHYU
dan Nada tidak menyangka akan menerima keputusan yang membuat hubungan
mereka semakin renggang. Rupanya, Kyai Abdullah akan mengirim Nada ke
Mesir lantaran permintaan Nyai, ibu Nada. Wahyu pun berusaha berbicara
kepada Kyai Abdullah bahwa hidup Nada ada di sini, sehingga gadis itu
tidak semestinya pergi meninggalkan pesantren.
Di sisi
lain, Nada yang sudah lama merindukan ibundanya tidak bisa menolak
keputusan Kyai Abdullah yang juga adalah kemauan ibunya. Dengan berat
hati Nada setuju pergi ke Mesir. Keputusan Nada itu tentu saja membuat
Wahyu kalang kabut karena Nada akan meninggalkannya.
Wahyu
lantas menemui Kyai Abdullah, dan mengemukakan salah satu alasan dia
mau belajar menjadi imam adalah karena Nada. Kyai Abdullah yang
mendengar penuturan Wahyu langsung mengatakan kalau dia tidak menyetujui
hubungan Wahyu dan Nada...
PANTANG
menyerah, Wahyu masih terus berusaha meyakinkan Nada dan Kyai
Abdullah, kalau Nada tidak harus pergi ke Mesir. Kyai Abdullah pun
menegaskan bahwa tujuan Wahyu di pesantren adalah belajar, dan kepergian
Nada mungkin akan membuat Wahyu dan Najib tidak akan bertengkar lagi.
Akhirnya Wahyu berpikir untuk mengalah dari Najib demi Nada.
Di
Jakarta, Ibrahim penasaran karena Rosmina sepertinya sedang
merencanakan sesuatu untuk Wahyu di pesantren. Namun Rosmina tidak mau
menceritakan rencana tersebut. Sementara itu pesantren kembali ramai
dengan kembalinya Bejo dan teman-teman Wahyu. Di lain pihak, Najib yang
baru kembali ke pesantren patah hati setelah mendengar Nada akan pergi
ke Mesir dua hari lagi...
WAHYU
memutar otak untuk mencari cara mencegah kepergian Nada ke Mesir. Dia
juga memikirkan kata-kata Kyai Abdullah yang mengatakan bahwa kepergian
Nada akan berdampak positif bagi Wahyu dan Najib, karena mereka tidak
akan bertengkar lagi. Akhirnya Wahyu pun memutuskan untuk mengajak
Najib berdamai dan bersikap seperti sahabat di depan Kyai Abdullah,
semata-mata agar Nada tidak jadi dikirim ke Mesir.
Najib
menyetujui usul Wahyu. Di depan Kyai Abdullah, dengan gaya kocak
mereka pura-pura bersahabat, bahkan mengenakan pakaian yang sama.
Sayang, Kyai Abdullah tidak begitu saja percaya. Pemimpin pesantren itu
meminta Wahyu dan Najib meyakinkan dirinya dan seluruh pesantren.
Wahyu
dan Najib belajar menjadi sahabat yang tulus. Wahyu menuruti semua
perintah Najib termasuk berkebun di tanah lumpur, belajar mengaji, dan
salat lebih giat agar semua pelajaran yang diberikan oleh Najib akan
membuatnya belajar menjadi Imam. Melihat keteguhan mereka berdua,
akhirnya Kyai Abdullah memutuskan untuk menunda kepergian Nada.
SELURUH
pesantren sangat gembira mendengar kabar bahwa Nada tidak jadi pergi
ke Mesir, terutama Wahyu dan Najib. Sebaliknya, Aisyah dan Menik sedih
karena tidak jadi kehilangan saingan. Wahyu, Najib, dan Nada sangat
bersyukur mendengar keputusan Kyai Abdullah. Saat mereka sedang
bergembira, tiba-tiba pesantren kembali kedatangan tamu yaitu Ibu
Rosmina.
Ibu Wahyu itu membawa teman serta Farah, anak
perempuan teman Rosmina. Rupanya, Farah akan bersekolah di pesantren.
Farah ternyata cinta monyet Wahyu saat duduk di bangku SMP. Ibu Rosmina
berniat menjodohkan mereka kembali. Bahkan Ibu Rosmina terang-terangan
mengatakan niatnya itu kepada Kyai Abdullah hingga membuat Kyai
Abdullah tertegun...
Courtesy of:
http://www.sctv.co.id/
No comments :
Post a Comment